Prolog :
Sama - sama bayi yang baru dilahirkan. Namun kenapa nasib membedakan. Dosa apa yang pernah ia lakukan? Benarkah ini sebuah cobaan? Apakah ini salah satu permainan Tuhan? Ataukah dia memang penuh kecurangan? Aku masih mencoba mencari jawaban........
Tersesat
Jauh di selubung malam
Menerobos hitam kelam
Semakin aku terjerumus pekat
Cahaya.....
Dimana ada cahaya
Mengapa aku tak bisa melihat apa - apa
Seakan mata tak berguna
Hanya mendengar ratap duka
Terpana tanpa daya
Meraba desau air mata saja tak bisa
Menggenggam keterbatasan seorang hamba
Nelangsa
Kubasuh diriku dengan nista
Tak peduli berakhir di surga
Atau berujung neraka
Aku percaya itu ilusi belaka
Tak terjangkau logika
Kehidupan adalah fana
Nikmati saja singasana dunia
Epilog :
Tuhan senantiasa memberi anugerah. Hikmah pada tiap jengkal tanah, setitik nanah, setetes darah. Hidup memang tak mudah. Manusia senantiasa dirudung masalah. Terus melangkah, jangan pernah menyerah. Beristirahatlah di rumah Tuhan bila lelah. Niscaya engkau tak akan kehilangan arah. Temukan bahwa hidup ini memang indah.
Namun bilamana engkau terpikat gairah dunia bawah. Sang maha pemurah berubah, murka oleh amarah. Jauhlah engkau dari hidayah. Ingatlah, hidup di dunia hanya singgah. Hidup sesudah mati menanti pertanggung-jawaban ibadah. Sedang maut tak usah menunggu senja merona merah.
Monday, December 7, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bagus Rochadi. Powered by Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
0 comments:
Post a Comment