Wednesday, March 25, 2020

RENUNGAN PERJALANAN


Tiba-tiba saja teringat pada seorang Ibu penjaja makanan di terminal Klaten Lama. Berbeda dengan orang lain yang mengandalkan gaji bulanan, Beliau hanya dapat bertahan dari penghasilan harian. Keuntungannya berjualan pun hanya bisa untuk makan hari ini, dan menyisakan sedikit untuk esok hari, entah bagaimana dengan lusa nanti?

Di tengah situasi tsunami ekonomi yang salah satunya disebabkan oleh Covid-19, Pemerintah menerapkan aturan melarang rakyatnya untuk berkeliaran di luar rumah, lalu bagaimana dengan nasib Beliau? Siapakah yang akan membeli dagangnnya? Sedangkan Beliau hidup seorang diri di sebuah gubuk kecil yang jauh dari kata layak sebagai tempat tinggal. Di sisi lain Pemerintah tidak memberikan subsidi berupa sembako ataupun jaminan kesehatan untuk keberlangsungan hidupnya sehari-hari.

Mungkin tidak hanya Beliau yang mengalami kesulitan ekonomi, ada jutaan warga negara yang entah untuk makan hari ini saja kesulitan. Para wakil rakyat hanya hadir di kala mennjelang pemilihan dengan janji-janji manis. Bahkan tidak sedikit para pejabat negara dan pemangku kekuasaan yang kekayaannya diluar logik. Jangan coba-coba bertanya bagaimana bisa mendapatkan kekayaan dalam waktu singkat, bisa-bisa anda kena pasal yang tidak masuk akal.

Negara ini sudah merdeka, akan tetapi kekayaan negeri ini hanya dikuasai segelintir orang saja. Bahkan sebagaian besar sudah dimiliki oleh asing dan aseng.

Bahkan yang lebih menyedihkan, agama yang seharusnya menjadi ageman agar kita bisa memanusiakan manusia, malah sebaliknya. Agama tak lebih hanya menjadi sebuah komoditas. Agama dihormati hanya sebatas ritual dan simbol-simbol belaka.

Kita semua takut mati, sayangnya bukan makin mendekatkan diri pada sang Ilahi, melainkan semakin kehilangan empati.

Batu, 26 maret 2020

Bagus Rochadi

0 comments:

Post a Comment

Bagus Rochadi. Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "