Thursday, September 10, 2020

SAJAK BUAT BAPAK

yang tertinggal diantara kita; kenangan tentang segelas kopi tubruk untuk berdua. Saat-saat itu kita sering bercengkerama, menghabiskan waktu bersama. 

Mendengar ceritamu, tentang seberapa jauh perjalananmu menempuh waktu. Tentang hujan dan kemarau yang berlalu. Tentang perlawananmu yang menderu, meski pada akhirnya menjadi debu. 

Menanti masaku berakhir, tak surut mataku berair oleh getir yang tak kunjung berhenti mengalir. Sendiri aku menghadapi takdir. 

Kini aku seorang pecandu, menghabiskan teguk beribu ribu, berharap mampu sebagai penawar rindu. Ternyata aku tak pernah mampu mengubah waktu yang mengabu. 

Bapak..
Maafkan aku yang tak bisa berhenti terisak. Penyesalanku berarak, mengisi celah celah yang retak.
Doaku akan terus terlantun, mengayun merdu mengalun.

Bagus Rochadi

Batu, 09 September 2020

0 comments:

Post a Comment

Bagus Rochadi. Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "