Sunday, February 7, 2021

PINTU AIR GUBENG

Ada yang belajar dari kesalahan, ada pula yang memperdalam kesalahan. Sejarah hanya sebuah catatan, akan tetapi metodenya akan terus berulang dan berulang. 

Sungai Kalimas memiliki peran penting semenjak zaman kuno dahulu. Melalui muaranya, pada masa lalu ia menjadi pintu gerbang menuju Ibu kota Kerajaan Majapahit (di Trowulan), dan di sekitar sungai ini pernah terjadi pertempuran antara Raden Wijaya (pendiri Majapahit) melawan pasukan Tartar (di bawah dinasti Mongol) pada abad ke-13. 

Pada masa penguasaan oleh VOC, Kali Mas menjadi salah satu sarana transportasi air yang sangat ramai. Hilir mudik sampan dan perahu kecil mengangkut barang komoditas dan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan dari pelabuhan Tanjung Perak. Mereka membawa masuk komoditas tersebut ke daerah pedalaman kota, mulai dari Kembangjepun (pecinan) hingga ke daerah Kayun (kayoon).

Di sepanjang aliran sungai Kalimas terdapat 3 pintu air yang salah satunya adalah pintu air Gubeng. Dahulu pada setiap musim hujan, sungai kalimas seringkali meluber hingga menyebabkan banjr. Pada masa itu pemerintahan kolonial Belanda memutuskan untuk membangun kanal air yang berfungsi untuk mencegah derasnya aliran air sungai Kalimas ketika hujan.

Pintu Air Gubeng pada zamannya adalah salah satu pengaturan lalu lintas air jaman dahulu yang cukup canggih, bahkan telah dilengkapi sluis atau sluice yang merupakan kanal buatan yang dilengkapi dua pintu air di hulu dan hilirnya. Sluis sendiri berfungsi sebagai lintasan perahu untuk berpindah di pintu air yang berbeda elevasi atau ketinggian permukaaan airnya. Sayang eksistensi pintu air ini tidak dipertahankan dengan baik. Apabila tempat ini mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah, tentunya tempat ini lebih dari sekedar peninggalan peninggalan peradaban.

Surabaya, 05 pebruari 2021

0 comments:

Post a Comment

Bagus Rochadi. Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "