Kopiku malam ini terasa pahit,
dan kesendirian yang akhir akhir ini kunikmati menjadi hambar. Maaf apabila
kenangan manis bersamamu mencoba kureguk kembali, dan kuaduk bersama secangkir
kopi yang akan menemaniku sampai pagi. Mungkin dengan cara ini pula aku mampu
berdamai dengan waktu.
Lirih, aku sebut namamu dalam
hela nafas panjang. Kuhadirkan hari hari kemarin manakala hanya engkau yang
kurasakan mengisi kekosongan. Namun mengapa kenangan manis tersebut kini
berubah hampa manakala kucoba menggurat serpihan
nostalgia? Apakah kehidupan ini memang hanya fatamorgana belaka?
Entahlah,
yang kutahu rindu ini mengalun syahdu. Iramanya menghentak jauh sampai kalbu.
Ah, biarlah rindu ini cukup aku yang tahu. Dan menjadi pelepas lara , manakala
langkahku lebam membiru..
Bisikku tetap sama, semoga
engkau selalu bahagia disana. Mungkin inilah cara Sang Pencipta mendewasakan
kita. Dan mungkin juga cinta mengajari kita, bahwa hakikat sesungguhnya adalah
melepaskan, bukan menggenggamnya erat.
0 comments:
Post a Comment