Thursday, November 29, 2018

KOPI


Pagi selalu berbeda meski ia datang di waktu yang sama. Seperti biasa, aku menyeduh kopi sebelum embun berpulang pada matahari. Tanah masih basah, wangi sisa sisa hujan semalam merekah ke setiap sudut kota.

Entah berapa musim berlalu? Separuh hatiku tertinggal di masa lalu. Langkah ku kian tak menentu, kenangan tentangmu erat mencengkram setiap sisi batinku. Terbata bata manakala aku mengeja perjalanan yang dulu pernah kita lalui bersama. Bagaimana bisa aku melupakanmu begitu saja, sedang kau pernah menuntunku pada jalan cahaya. Meskipun kemudian kepergianmu memaksaku terpuruk pada pekatnya dunia.

Seandainya, dan seandainya saja aku kembali pada masa dimana kita pernah tertawa bersama. Sejenak melupakan betapa tak bersahabatnya dunia pada kita. 

Ada kalanya namamu aku sebut dalam selarik doa. Semoga kamu selalu bahagia, meskipun takdir memutuskan kita tak lagi bersama. Mungkin kita tak lagi akan berjumpa, tapi percayalah bahwa engkau adalah kenangan manis yang pernah aku punya. Semoga ini yang terbaik bagi kita berdua. Aku berpulang pada logika, kembali bertarung dengan pahitnya realita.


Batu, 30 november 2018

0 comments:

Post a Comment

Bagus Rochadi. Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "