“Apa
hebatnya Muhammad, sehingga dijadikan Beliau utusan terakhir dan Rasul yang
paling dimuliakan oleh Allah SWT? Padahal Muhammad tak sehebat Ibrahim yang tak
mampu api membakarnya, tak sehebat Musa yang mampu membelah lautan, tak seperti
Sulaiman yang menjadi manusia paling kaya sepanjang sejarah, atau tak seperti
Isa yang bahkan mampu menghidupkan orang mati,” pertanyaanku suatu ketika pada
Bapak kala aku masih remaja.
“Muzizat Rasulullah, Beliau adalah seorang pemaaf,”
Pertanyaanku sepanjang itu dijawab oleh
Bapak dengan jawaban yang sangat sederhana. Saat itu aku tidak bisa menerima
jawaban Bapak, namun aku pun tak punya cukup dasar untuk membantahnya. Sampai pada
akhirnya, kemudian aku mengetahui sebuah kisah bahwasannya Rasulullah pernah mendapat
tawaran dari Jibril untuk melemparkan Gunung Sinai kepada kaum Thaif yang
melempari Beliau dengan Batu hingga Beliau terluka. Akan tetapi Beliau
menjawabnya;
إِنَّ اللهَ لم يبعَثْنِي طعَّانًا ، ولا
لعَّانًا ، ولكن بعَثَني داعِيًا ورحمَةً ، اللهم اهدِ قوْمِي فإِنَّهم لا يعلمونَ
"Allah tidak mengutusku untuk
menjadi orang yang merusak dan juga tidak untuk menjadi orang yang
melaknat. Akan tetapi Allah SWT mengutusku untuk menjadi penyeru doa dan
pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk kaumku, sesungguhnya mereka
tidak mengetahui.” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).
Sejenak
aku merenungkan belum anak yang terlahir dari orang tua tunggal penyabar, tidak
menjamin pula menjadi anak yang penyabar. Bahkan bisa tumbuh sebaliknya. Aku
tumbuh menjadi seorang pemberontak, agresif , bahkan penuh amarah. Penderitaan
demi penderitaan seperti tak berhenti menghujam, akan tetapi doa Bapak
menyertaiku sepanjang perjalanan hidup. Aku senantiasa dipertemukan dengan
keajaiban. Teman-teman yang tak kenal lelah menemaniku menuju pada kebaikan.
Terima
kasih Bapak. Bahkan setelah kau tiada, nasehat dan doa-doa mu abadi menerangi setiap
perjalanan hidupku. Maafkan anakmu yang tak pernah bisa menjadi sepertimu.
Apabila
engkau masih seorang pendendam, maka dalam setiap shalatmu renungkanlah ayat
ini:
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
Pemilik hari pembalasan
Batu, 12 Juni 2024
0 comments:
Post a Comment