Tuesday, November 9, 2021

ANAK ANAK MUDA DAN KEBERANIAN

 

10 november akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia, terutama masyarakat Jawa Timur. Saat itu digambarkan betapa luar biasa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan kondisi seadanya. 10 November 1945 adalah perang pertama melawan pasukan asing dalam upaya mempertahankan kemerdekaan setelah setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia digaungkan. Pertempuran tersebut disebut juga sebagai salah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Hari ini, cita cita mulai para pendahulu kita sepertinya masih jauh dari harapan. Korupsi masih merajalela, dan kekayaan negeri kita masih dikuasai oleh segelintir orang saja. Indeks demokrasi kita semakin hari rasanya bukan semakin membaik.

Bersuara pun sepertinya tidak akan pernah di dengarkan. kebijakan negara ini sepertinya diputuskan secara semena mena oleh para penguasa dengan tidak memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara menyeluruh. 

Keberanian anak anak muda kita kini patut dipertanyakan. Mirisnya, sebagaian anak anak muda kita sekarang mengalami degradasi moral. Mereka lebih suka bergoyang goyang di sosial media, memamerkan aurat atau gaya hidup borjuisnya daripada memperbaiki negeri ini. 

Apabila mau di dengarkan, mau tak mau mereka harus mendekat pada kekuasaan agar ambisi dan kepentingan mereka dapat diakomodir oleh negara. Berbeda dengan mereka yang terus melawan, mereka harus merelakan sebagaian hidupnya jauh dari zona nyaman, dijauhi dari pertemanan dan menjadi korban rasan-rasan. Bahkan tidak sedikit yang ditangkap oleh para penegak hukum kita dengan dasar pasal-pasal karet. Pada akhirnya sebagaian dari mereka hanya memilih diam, bodoh amat terhadap masa depan negeri ini. Padahal diam tidak jauh beda dengan menormalisasikan bentuk-bentuk kezaliman.

Reformasi 98 akan dikenang sebagai salah satu perjuangan anak-anak muda menurunkan cengkraman kekuasaan orde baru selama 32 tahun. Sebuah keberanian bagaimana mahasiswa-mahasiswa saat itu melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan militer. Berbeda dengan demo-demo sekarang ini yang bukan lagi menjadi sebuah sarana menyampaikan aspirasi, melainkan hanya sebuah kebutuhan untuk mengisi media sosial mereka dengan konten konten sampah. Mereka merasa keren ketika dapat berselfie ditengah aksi. Dan tentunya saya cukup merasa prihatin, tidak sedikit dari mereka yang menjadi korban kekerasan aparat yang seharusnya dalam menyelenggarakan pengamaman tetap berpegang teguh pada perlindungan terhadap hak asasi manusia yang berasaskan legalitas dan tentunya menghargai prinsip praduga tidak bersalah.

inilah refleksi bangsa kita hari ini. Keberanian generasi muda sekarang semakin diragukan, padahal nantinya mereka akan menghadapi zaman yang jauh lebih berat lagi. Selamat hari pahlawan, semoga kita selalu dapat menginspirasi anak-anak muda untuk berani bersuara dan terus melawan ketidak adilan

Bagus Rochadi

Batu, 10 november 2021

0 comments:

Post a Comment

Bagus Rochadi. Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "